Bahaya Menggugurkan Kandungan (Aborsi)

PrimaDaily – Bahaya yang bisa didapatkan wanita saat memutuskan untuk menggugurkan kandungan yaitu menyebabkan kerusakan pada rahim. Memilih untuk aborsi memang terjadi karena suatu alasan yang spesifik. Bisa karena janin yang bermasalah atau karena kehamilan yang tidak diharapkan.

Biasanya, orang-orang yang lebih memilih untuk aborsi yaitu karena merasa belum siap menjadi orangtua. Tetapi jangan salah, meski menggugurkan kandungan masih bisa dilakukan namun tindakan ini bisa saja menyebabkan kefatalan jika tidak ditangani dengan benar. Oleh karena itu sebelum memutuskan untuk aborsi, coba perhatikan hal-hal ini bawah ini.

Bahaya Menggugurkan Kandungan

  1. Gangguan Psikologis

Bukan hanya masalah fisik yang didapatkan ketika menghadapi resiko bahaya menggugurkan kandungan (tindakan aborsi). Masalah psikologis yang biasa muncul setelah aborsi adalah rasa malu, stres, serta rasa bersalah.

Baca Lainnya: Cek 6 Faktor Penyebab Menstruasi Yang Datang Terlambat

  1. Sepsis

Sepsi diartikan sebagai infeksi bakteri yang masuk ke aliran darah kemudian menjalar ke seluruh bagian tubuh. Bila kondisinya semakin parah, tekanan darah seseorang akan mengalami penurunan yang sangat rendah.

Dua faktor yang menimbulkan resiko sepsis:

a. Adanya infeksi pada rahim wanita selama proses aborsi

b. Potongan jaringan sisa kehamilan masih berada di dalam tubuh setelah melakukan pengguguran janin

  1. Endometritis

Peradangan pada lapisan rahim yang disebabkan oleh infeksi disebut dengan endometritis. Terutama pada usia remaja, tindakan aborsi sangat beresiko akan terjadinya endometritis.

  1. Kemandulan

Bahaya lainnya adalah bisa menyebabkan kemandulan. Tentu hal ini sebisa mungkin dihindari oleh para wanita. Luka dan pendarahan pada indung telur berpotensi sebagai penyebab penumpukan darah kemudian mengakibatkan penyumbatan pada indung telur. Sehingga saluran indung telur jika tertutup maka akan sulit dibuahi.

  1. Infeksi Radang Panggul

Resiko infeksi radang panggul dapat semakin tinggi pada kasus aborsi spontan. Pasalnya ada peluang jaringan kehamilan terkepung dalam rahim serta saat pendarahan hebat. Buruknya lagi, hal ini bisa mengancam nyawa seseorang.

  1. Kerusakan Rahim

Kerusakan rahim yang bisa dimunculkan setelah memilih tindakan aborsi juga termasuk kerusakan pada leher rahim, perforasi, serta leserasi. Adapun kerusakan ini dapat diamati ketika dokter telah melakukan visualisasi laparoskopi.