Inilah Negara yang Punya Peraturan Aneh, Salah Satunya Dilarang Beli Permen Karet

Negara punya peraturan aneh

PrimaDaily – Setiap negara tentu memiliki aturannya sendiri namun pernahkah anda mendengar negara yang punya peraturan cukup aneh? Misalnya dilarang menari atau bahkan dilarang untuk membeli permen karet.

Namun adanya larangan yang cukup aneh ini ada yang sudah dicabut namun ada pula yang masih bertahan hingga sekarang. Berikut ini ada beberapa negara di Asia yang disebut punya peraturan cukup aneh tersebut. Bahkan tidak bisa dilanggar oleh penduduk negaranya.

  • Singapura

Larangan mengimpor atau membeli permen karet sempat berlaku di negara Singapura. Namun pengecualian bagi produk permen karet sehat yang sesuai dengan peraturan perdagangan mereka. Seperti pemerintah Singapura hanya boleh mengizinkan permen karet yang memiliki nilai terapeutik.

Namun alasan dibalik larangan membeli permen karet kunyah adalah bahwa permen karet dianggap menyebabkan masalah pemeliharaan yang cukup besar di perumahan umum. Pekerja perawatan menemukan banyak permen karet terjebak pada lubang kunci, kotak surat, hingga tombol lift. Juga ditemukan menempel di kursi bus-bus umum.

Baca Juga: 6 Kastil Indah di Dunia, Rasanya Seperti Berada di Negeri Dongeng

  • Korea Utara

Ada hal unik dari peraturan di bawah kepemimpinan Kim Jong Un. Dilarang mengenakan jeans biru di Korea Utara sehingga larangan tersebut dianggap konyol. Namun larangan ini rupanya bertujuan agar mempromosikan budayanya sendiri. Pengaruh budaya barat tidak dibiarkan merembes ke negara mereka. Kendati demikian pada tahun 2016 lalu negara tersebut mengalami kehancuran. Dimana saat itu blue jeans dan piercings berhasil masuk ke daftar barang terlarang.

  • Jepang

Negara Jepang melarang untuk menari di klub hingga lebih dari tengah malam. Namun sekarang ini perihal larangan menari sudah dicabut setelah 67 tahun berlalu. Bahkan sejak berakhirnya perang dunia kedua, Jepang yang sudah tumbuh menjadi negara maju dan pesat tetap memberlakukan larangan ini selama beberapa dekade.

Sampai pada akhirnya seorang musisi Jepang, Ryuichi Sakamoto memimpin kampanye supaya larangan menari dicabut. Hasilnya mereka memperoleh lebih dari 150 ribu tandatangan persetujuan pada tahun 2015.