Fakta Unik dari Kipo, Kuliner Takjil Legendaris Khas Yogyakarta

kuliner takjil legendaris khas yogyakarta

PrimaDaily – Salah satu kuliner takjil legendaris khas Yogyakarta adalah kipo. Makanan ini dibuat dengan ukuran mini yaitu tak lebih besar dari ukuran jempol orang dewasa. Anda bisa menjumpainya di kawasan Kotagede, Yogyakarta.

Kipo terbuat dari adonan/bahan-bahan yang mudah didapat seperti tepung ketan, daging kelapa, gula kelapa, serta daun suji. Anda bisa membelinya di pasar-pasar tradisional.

Baca Lainnya!! Aneka Macam Menu Takjil Enak Yang Dijual Saat Bulan Puasa

Soal rasa tak usah diragukan sebab rasanya manis dan legit. Oleh karena itu bukan hanya masyarakat setempat saja yang menyukai kuliner takjil yang satu ini.

Akan tetapi kipo juga disukai oleh wisatawan yang berkunjung ke sana.

Berikut Sejumlah Fakta Unik Dari Kipo, Kuliner Takjil Legendaris Khas Yogyakarta

  • Asal Mula Nama Kue

Menurut masyarakat setempat, nama kipo berawal dari sebuah pertanyaan bangsawan saat disuguhi makanan yaitu “Iki Opo?”.

Iki opo yang dalam bahasa Indonesianya adalah ini apa, akhirnya diakronimkan sebagai nama makanan tersebut menjadi kipo.

  • Produk Asli Kotagede

Kipo ini merupakan kue asli Kotagede yang mana hingga kini sudah dijadikan sebagai kuliner takjil yang sangat legendaris khas Yogyakarta.

Oleh karena itu industri makanan kipo pun telah dilestarikan bersamaan dengan gairah pemerintah dalam mengembangkan pariwisata di Indonesia.

Supaya industri kudapan kipo mampu mendongkrak aktivitas ekonomi kreatif, khususnya di Yogyakarta sendiri.

  • Pengolahannya Menarik dan Sederhana

Uniknya, kue ini dimasak dengan cara memasukkannya ke dalam sebuah cawan yang terbuat dari tanah liat.

Dikutip dari laman kemendikbud, gaya tempelengan sudah menjadi cara khas masyarakat daerah Yogyakarta dalam membungkus panganan ini hingga sekarang.

Adapun gaya tempelangan ini ditata dengan meletakkan di atas selembar daun. Lalu ditutup dengan daun lainnya supaya membungkus kue. Setiap ujung daun dilipat untuk dilakukan pengancingan dengan lidi.

  • Diwariskan Turun Temurun

Sempat dikabarkan hilang dan tak terkenal, akhirnya kembali populer kembali pada tahun 1946 oleh Mbah Mangun Irono. Mbah Mangun berjualan kue kipo setiap hari di pasar Tiban.

Pada waktu itu kudapan kipo hanya dikenal pada masyarakat kalangan kelas bawah saja, namun saat ini kipo telah dikenal oleh khalayak luas.