4 Tren Kejahatan Online Yang Muncul Di Tahun Ini

cara mengamankan akun media sosial

Primadaily – Tren kejahatan online mulai marak muncul di tahun ini. Sebelumnya beberapa tahun belakangan kejahatan siber juga dicatatkan meningkat.

Dari kemunculan meretas data pribadi individu, kejahatan malware, bahkan hingga ke celah keamanan di aplikasi-aplikasi online. Hal ini bisa saja dilakukan para hacker yang sangat tidak bertanggungjawab.

Baca Juga: Lima Aplikasi Gratis yang Bisa Kurangi Rasa Cemas

Dikutip dari laman Finances Online, berikut beberapa tren kejahatan online yang muncul di tahun ini yang semakin meningkat. Dan sebelumnya juga sudah merebak di dunia maya.

  • Cybercrime Al

Al diperkirakan melakukan lebih banyak kejahatan di internet (dunia maya) seiring kemunculan perangkat IoT. Keduanya secara perlahan memperlancar aksi kejahatan penjahat dunia maya.

  • Serangan Ransomware

Menurut laporan, jumlah serangan kejahatan siber Ransomware mengganda atau menyerang menjadi dua kali lipat di tahun ini. Padahal diketahui Ransomware ini pertama kalinya hadir pada tahun 2017 dengan efek kampanye global NotPeya serta WannaCry.

Maka untuk memerangi serangan ransomware dibuatkan beberapa alat deskripsi yang tersedia di pasar. Namun pengembang Ransomware memastikan bahwa mereka akan merilis versi terbaru malware.

  • Cyberactivism

Serangan ini bukan lagi hanya ditujukan bagi para pencuri saja sebab cyberactivism hingga sekarang ini telah berkontribusi hampir setiap hari. Hal itu dikarenakan banyaknya kejahatan yang terjadi di dunia maya dari hari ke hari.

Salah satu tujuan utama cyberactivism yaitu mengusik operasi situs web perusahaan atau organisasi lainnya sebagai cara untuk menyampaikan pesan kepada atas. Ada pula motif lain seperti penyebaran praktik buruk suatu perusahaan.

Cyberactivism diprediksi akan tumbuh pada tahun-tahun berikutnya sehingga bisa mempengaruhi urusan bisnis yang dilakukan melalui internet.

Pelanggaran Data di Sosial Media

Tercatat dalam sejarah, salah satu pelanggaran data terbesar terjadi pada data pelanggan Marriott International diretas oleh pencuri di dunia maya.

Dan bulan november tahun 2018 lalu, Marriott International mengonfirmasi bahwa sekitar 500 juta data pelanggan telah dicuri pencuri cyber.

Baca Juga: Cara Tepat Mengatasi Hp Yang Masuk Kedalam Air